Wednesday, March 2, 2011

Kesakitan dan Kesedihan adalah Pengampunan dan Motivasi

Setiap orang pernah melalui waktu sakit, penat, rungsing dukacita dan kesedihan. Tidak ada siapapun yang akan terlepas darinya. Dunia ini adalah darul ibtilak atau negeri ujian bagi manusia. Maka setiap ujian yang Allah berikan adalah sebagai sebab untuk mengampuni dosa kita dengan syarat kita bersabar dan redha tampa mempertikaikanya

Dalam hadis yang diriwayat oleh bukhari “ tidak menimpa seorang muslim keletihan, dan tidak menimpa dia dari sakit, dukacita (yang akan datang), duka cita ( perkara yg sedang berlaku) sehingga duri yang  terkena padanya melainkan allah menjadikan itu sebagai keampunan kepadanya.



Betapa pengampunya allah pada kita sehingga keletihan kita dalam menjalani kehidupan ini adalah sebagai kifarah dosa kepada kita. Seseorang yang penat menguruskn keluarga, penat dengan bekerja, penat dalam belajar atau sebgainya dan mereka redha dengan ujian keletihan itu insyaAllah terampun dosanya. 

Begitu juga kesedihan yang menimpa kita dengan sesuatu kehilangn, kematian, atau penginayaan terhadap kita bukanlah ianya sia-sia. Sesuatu barang kita dicuri, rosak, hilang, kita sabar, kita redha. Penginayaan terhadap kita seperti fitnah, umpatan dan perli yang hinggap kepada kita, kita sabar, kita redho.  Kematian orang yang kita sayang seperti ibubapa, suami atau isteri, keluarga dan sahabat baik kita, kita sabar, kita redha  dengan pemergiannya. Maka semua itu adalah pengampunan dosa-dosa kita.

Dukacita diukur sejauhmana besarnya kita memandang dunia . Jika kita memandang kecil dunia itu maka kesedihan juga kecil bagi kita tetapi jika kita memandang dunia itu terlalu besar maka besarlah kesedihan kita.Kerana itulah ada di antara kita yang sanggup membunuh diri, putus asa dan hilang pertimbangan kerana merasakan mereka tidak mampu menghadapi realiti dukacita. 



Saya pasti kebanyakan dukacita kita tidak dapat diganti, agama tidak menjanjikan untuk memulangkan apa-apa yang hilang dari kita, begitu juga menghidupkan kembali orang yang kita sayang yang sudah meninggal atau apa-apa balasan dengan menggantikannya, tetapi agama mengajar kita bagaimana untuk mengubati dukacita kita. Quran mengajar kita mengubati  perasaan dukacita dari mana terkumpulnya dukacita. Quran datang mengubati perasaan ini bukan mengembalikan apa-apa yang hilang.
Firman Allah s.w.a :

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ * الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
(البقرة: 155/ 156 /157)
 
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (QS. 2:155)
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji'uun 101". (QS. 2:156)
Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. 2:157)

 Beginilah quran memberi motivasi  kepada kita apabila berduka cita dengan mengubati psikologi  dan cara berfikir kita agar betul . Allah memberi kita ujian demi ujian dalam pelbagai bentuk seperti ketakutan, kemiskinan, kelaparan kematian dan kekurangn harta kita, maka allah berfirman  “Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” Barang kita yang telah hilang akan tetap hilang, kematian yang melibatkan orang tersayang  kita  tidak mungkin hidup kembali, dan begitulah apa-apa musibah yang menimpa kita quran mengajar kita menyebut " إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَdari Allah kita datang kepada Allah kita akan kembali. Ingatlah segala apa di dunia ini adalah pinjaman dari Allah dan Allah pasti akan mengambilnya semula.

Semoga kita dapat belajar redha dan sabar dari ujian yang menimpa kita, supaya Allah mengurniakan keampunanya kepada kita semua. Wallahualam.


 muntazariff.blogspot.com

No comments:

Post a Comment